1.
Pengantar
Setelah mempelajari
sifat larutan garam, ditemukan bahwa sifat garam tergantung pada asam dan basa
pembentuknya. Misalnya, jika KCl dilarutkan ke dalam air akan bersifat netral
dan memiliki pH = 7, sedangkan NH4Cl bersifat asam dengan pH < 7
(Petrucci, dkk., 2007). Mengapa demikian?
2.
Konsep
Hidrolsis
Garam adalah senyawa
yang dibentuk dari reaksi antara asam dan basa. Kata Hydrolysis berasal dari
bahasa Yunani, dimana hydro berarti air; lysis
berarti penguraian. Sehingga hidrolisis dapat diartikan sebagai suatu proses
kimia yang memecah molekul air (H2O) menjadi kation Hidrogen (H+)
dan anion hidroksida (OH-).
Hidrolisis garam dideskripsikan sebagai reaksi penguraian
garam dalam air membentuk ion positif dan ion negatif. Ion-ion tersebut akan
bereaksi dengan air membentuk asam dan basa asalnya (Ebbing, D.D., &
Gammon, S.D. 2009).
Jika kita melarutkan
suatu garam ke dalam air, maka akan ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu:
1. Ion-ion yang berasal
dari asam lemah (misalnya CH3COO–, CN–, dan S2–)
atau ion-ion yang berasal dari basa lemah (misalnya NH4+,
Fe2+, dan Al3+) akan bereaksi dengan air. Reaksi suatu
ion dengan air inilah yang disebut hidrolisis.
Berlangsungnya hidrolisis disebabkan adanya kecenderungan ion-ion tersebut
untuk membentuk asam atau basa asalnya (Zumdahl, 2007).
2. Ion-ion yang berasal
dari asam kuat (misalnya Cl–, NO3–, dan SO42–)
atau ion-ion yang berasal dari basa kuat (misalnya Na+, K+,
dan Ca2+) tidak bereaksi dengan air atau tidak terjadi hidrolisis.
Hal ini dikarenakan ion-ion tersebut tidak mempunyai kecenderungan untuk membentuk
asam atau basa asalnya, sehingga perbandingan konsentrasi ion H+ dan
OH- dalam air tidak berubah dan larutan bersifat netral (pH = 7.
*Ingat kembali tentang kekuatan asam-basa!
Contoh:
Hidrolisis hanya dapat
terjadi pada larutan garam yang terbentuk dari ion-ion asam lemah, ion-ion basa
lemah, ataupun keduanya. Jadi, garam yang bersifat netral (dari asam kuat dan
basa kuat) tidak terjadi hidrolisis. Untuk lebih memahamkan Anda tentang Pengertian Hidrolisis Garam, silahkan
akses video pada alamat url:
a. Hidrolisis pada Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat
Sumber: kumparan.com
Gambar 2. Ladang garam Natrium klorida
Perhatikan kembali salah satu garam yang berasal dari
asam kuat dan basa kuat pada tabel 5 sesuai praktikum yang telah kalian
lakukan, misalnya NaCl (Natrium Klorida). Dari hasil praktikum didapatkan bahwa
garam NaCl bersifat netral dan pH = 7. Hal ini menunjukkan bahwa [H+]
= [OH-].
Jika garam NaCl dilarutkan dalam air, maka persamaan
reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut:
Gambar 2. Model
susunan partikel dalam larutan garam NaCl
Molekul H2O
dalam air murni sedikit terurai menjadi H+ dan OH-(Ebbing,
2009). Ketika garam NaCl dilarutkan ke dalam air murni, molekul H2O tidak dapat
bereaksi dengan kation ataupun anion dani NaCl. Oleh karena itu, jumlah molekul
H2O, H+, dan OH- dalam keadaan yang tetap atau
tidak mengalami perubahan, tetapi molekul dari NaCl berubah menjadi Na+
dan Cl-. Jadi, NaCl tidak mengubah perbandingan konsentrasi ion H+
dan OH- dalam air. Dengan kata lain, larutan NaCl bersifat netral
sehingga larutan tidak akan memerahkan lakmus biru maupun membirukan lakmus
merah. Dengan demikian, garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat tidak
terhidrolisis (Effendi, 2007).
Example Problem 1:
Garam di bawah ini
yang tidak mengalami hidrolisis adalah ….
a. CH3COONa
b. K2SO4
c. NH4Cl
d. HCOOK
e. NH4NO3
(Jawaban: (b) K2SO4 )
Solution:
Garam yang tidak
mengalami hidrolisis adalah garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat, yaitu
(b) K2SO4 (berasal dari KOH yang merupakan basa kuat dan
H2SO4 yang merupakan asam kuat).

.... Lanjutkan ke KEGIATAN BELAJAR 2: KONSEP HIDROLISIS_INTI 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar