Pupuk
Ammonium Chloride (NH4Cl)
merupakan senyawa garam yang terbentuk dari reaksi antara amonia dan asam
klorida. Amonium klorida adalah sebagai sumber nitrogen pada pupuk (mencakup 90%
produksi amonium klorida dunia), misalnya kloroamonium fosfat. Tanaman utamanya
adalah padi dan gandum di Asia. Sumber (Karl-Heinz Zapp, 2012).
Amonium
klorida bersifat asam lemah, sehingga cocok digunakan untuk tanah pertanian
yang bersifat basa seperti tanah podzolik.
Tanah Podzolik merupakan tanah yang proses pembentukannya dipengaruhi oleh
curah hujan yang tinggi serta suhu yang rendah.
Ciri khas tanah podzolik adalah kandungan unsur haranya
yang sedikit, bersifat basa, mengandung kuarsa, bersifat tidak subur serta
memiliki warna merah sampai kuning. Tanah podzolik
biasanya ditanami dengan tanaman kopi, karet dan teh. Daerah persebaran tanah
ini kebanyakan ada di daerah pegunungan tinggi Sumatera, Sulawesi, Jawa Barat,
Maluku, Kalimantan, dan Papua. Karena pupuk Ammonium klorida (NH4Cl)
merupakan senyawa garam yang bersifat asam lemah, maka pupuk ini cocok
digunakan untuk tanaman di daerah tanah pertanian jenis podzolik.
Jika dilarutkan ke dalam air, maka garam NH4Cl akan terdapat
sebagai kation NH4+ dan anion Cl-. Ion NH4+
berasal dari basa lemah NH3, mengalami hidrolisis; sedangkan ion Cl-,
berasal dari asam kuat HCl, tidak terhidrolisis.
NH4Cl(aq)
NH4+(aq) + Cl-(aq)
NH4+(aq)
+ H2O(l)
NH3(aq) + H3O+(aq)
Cl-(aq)
+ H2O(l)
(tidak ada reaksi)
(Sumber: https://belajartani.com/hortikultura)

Dolomit (Kapur karbonat) cocok digunakan untuk daerah
pertanian dengan tanah jenis vulkanis latosol. Jenis tanah ini memiliki ciri
khas berwarna merah hingga kuning, mengandung bahan organik sedang dengan sifat
asam, dan biasanya terbentuk dari pelapukan batuan sedimen dan metamorf. Tanah
ini sebagian besar terbentuk dan berkembang di daerah yang lembab. Tanah
latosol lebih cocok untuk tanaman seperti tebu, cokelat, kopi dan karet. Tanah
ini tersebar di Jawa, Sumatera, Bali dan Sulawesi.
Pupuk
dolomit (Kapur karbonat) merupakan mineral karbonat anhidrat yang secara
teoritis mengandung 45,6% MgCO3 dan 54,3% CaCO3;
atau 21,9% MgO dan 30,4% CaO. Rumus kimia mineral dolomit dapat ditulis sebagai
CaCO3.MgCO3, CaMg(CO3)2 atau CaxMg1-xCO3,
dengan nilai x lebih kecil dari satu. Baik CaCO3
maupun MgCO3 merupakan senyawa garam yang terbentuk dari senyawa
asam lemh dan basa kuat sehingga larutannya akan bersifat basa.
Garam CaCO3 jika dilarutkan ke
dalam air akan terdapat sebagai ion Ca2+ dan CO32-.
Ion Ca2+ berasal dari basa kuat Ca(OH)2 dan ion CO32-
berasal dari asam lemah H2CO3, sehingga larutan garam CaCO3
adalah bersifat basa.
(Sumber: https://belajartani.com/hortikultura)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar