Selamat datang di blog HIDROLISIS GARAM tempat belajar dan berbagi Ilmu Pengetahuan

Selasa, 22 Oktober 2019

MARI BELAJAR KIMIA

Selamat datang di blog belajar kimia Hidrolisis Garam...

Latihan

  1. Jika 50 mL CH3COOH 0,1 M direaksikan dengan 50 mL NaOH 0,1 M menghasilkan garam. Harga pH larutan adalah … (Ka CH3COOH = 10-5)                          Jawaban: pH = 9
  2. Hitunglah konsentrasi dari NH4Cl 0,4 M, jika Kb NH3 = 10-5 !        Jawaban: 2 x 10-5
  3. pH dari NH4Cl 0,4 M adalah (kb NH3 = 10-5)                                  Jawaban: 5-log 2
  4. Jika sejumlah 400 mL larutan HA 0,9 M direaksikan dengan 900 mL larutan LOH 0,1 M (Ka HA = 10-7, Kb LOH = 10-5). Tentukanlah (a) pH sebelum reaksi masing-masing larutan dan (b) pH campuran                                                                                       Jawaban: (a)pH larutan HA = 4-log 3 dan pH larutan LOH = 11; (b) pH campuran = 8
  5. Hitung pH campuran yang berasal dari 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M dan 50 mL larutan KOH 0,1 M bila Ka = 2.10-5 !                                                           Jawaban: 8 +log 5



Latihan

   Tentukanlah sifat larutan garam berikut, bersifat asam, basa, atau netral? Buatlah penyelesaiannya dengan menguraikan komponen penyusun asam dan basanya. 

  1. Na2S 

  2. Ca(NO3)2
  3. K2SO4
  4. AlCL3
  5. (NH4)2SO4
Jawaban: (1) basa; (2) netral; (3) netral; (4) asam; (5) asam.

Relevansi

Sifat suatu larutan garam dipengaruhi oleh komponen asam dan basa penyusunnya. Prinsip ini sering digunakan untuk menentukan jenis pupuk (pupuk pada umumnya merupakan senyawa garam) yang sesuai pada kondisi tanah tertentu. Agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, maka pH tanah harus disesuaikan dengan pH tanamannya. Oleh karena itu, diperlukan pupuk yang dapat menjaga pH tanah agar tidak tidak terlalu asam atau basa.


Pupuk Ammonium Chloride (NH4Cl) merupakan senyawa garam yang terbentuk dari reaksi antara amonia dan asam klorida. Amonium klorida adalah sebagai sumber nitrogen pada pupuk (mencakup 90% produksi amonium klorida dunia), misalnya kloroamonium fosfat. Tanaman utamanya adalah padi dan gandum di Asia. Sumber (Karl-Heinz Zapp, 2012).


Amonium klorida bersifat asam lemah, sehingga cocok digunakan untuk tanah pertanian yang bersifat basa seperti tanah podzolik. Tanah Podzolik merupakan tanah yang proses pembentukannya dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi serta suhu yang rendah.


Ciri khas tanah podzolik adalah kandungan unsur haranya yang sedikit, bersifat basa, mengandung kuarsa, bersifat tidak subur serta memiliki warna merah sampai kuning. Tanah podzolik biasanya ditanami dengan tanaman kopi, karet dan teh. Daerah persebaran tanah ini kebanyakan ada di daerah pegunungan tinggi Sumatera, Sulawesi, Jawa Barat, Maluku, Kalimantan, dan Papua. Karena pupuk Ammonium klorida (NH4Cl) merupakan senyawa garam yang bersifat asam lemah, maka pupuk ini cocok digunakan untuk tanaman di daerah tanah pertanian jenis podzolik.


Jika dilarutkan ke dalam air, maka garam NH4Cl akan terdapat sebagai kation NH4+ dan anion Cl-. Ion NH4+ berasal dari basa lemah NH3, mengalami hidrolisis; sedangkan ion Cl-, berasal dari asam kuat HCl, tidak terhidrolisis.

NH4Cl(aq) NH4+(aq) + Cl-(aq)

NH4+(aq) + H2O(l)  NH3(aq) + H3O+(aq)

Cl-(aq) + H2O(l)  (tidak ada reaksi)


(Sumber: https://belajartani.com/hortikultura)





 Dolomit (Kapur karbonat) cocok digunakan untuk daerah pertanian dengan tanah jenis vulkanis latosol. Jenis tanah ini memiliki ciri khas berwarna merah hingga kuning, mengandung bahan organik sedang dengan sifat asam, dan biasanya terbentuk dari pelapukan batuan sedimen dan metamorf. Tanah ini sebagian besar terbentuk dan berkembang di daerah yang lembab. Tanah latosol lebih cocok untuk tanaman seperti tebu, cokelat, kopi dan karet. Tanah ini tersebar di Jawa, Sumatera, Bali dan Sulawesi.
 

Pupuk dolomit (Kapur karbonat) merupakan mineral karbonat anhidrat yang secara teoritis mengandung 45,6% MgCO3 dan 54,3% CaCO3; atau 21,9% MgO dan 30,4% CaO. Rumus kimia mineral dolomit dapat ditulis sebagai CaCO3.MgCO3, CaMg(CO3)2 atau CaxMg1-xCO3, dengan nilai x lebih kecil dari satu. Baik CaCO3 maupun MgCO3 merupakan senyawa garam yang terbentuk dari senyawa asam lemh dan basa kuat sehingga larutannya akan bersifat basa.

Garam CaCO3 jika dilarutkan ke dalam air akan terdapat sebagai ion Ca2+ dan CO32-. Ion Ca2+ berasal dari basa kuat Ca(OH)2 dan ion CO32- berasal dari asam lemah H2CO3, sehingga larutan garam CaCO3 adalah bersifat basa.



(Sumber: https://belajartani.com/hortikultura)

Kompetensi Dasar dan Indikator


I. Kompetensi Dasar
3.12 Menganalisis kesetimbangan ion dalam larutan garam.
4.12 Melakukan percobaan untuk menunjukkan sifat asam basa berbagai larutan garam.

II. Indikator Pencapaian Kompetensi 
3.12.1 Menjelaskan pengertian garam.  
3.12.2 Mengidentifikasi komponen penyusun suatu garam. 
3.12.3 Menentukan sifat larutan garam berdasarkan percobaan sederhana.  
3.12.4 Merancang dan melakukan percobaan sederhana tentang Penentuan Sifat Garam dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di lingkungan sehari-hari (misalnya berbagai jenis pupuk) serta memprediksi pH larutan garam dengan menggunakan indikator alami.  

Tujuan:
  1. Menjelaskan pengertian garam.
  2. Mengidentifikasi komponen penyusun suatu garam.
  3. Menentukan sifat larutan garam berdasarkan percobaan sederhana.
  4. Merancang dan melakukan percobaan sederhana tentang Penentuan Sifat Garam dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di lingkungan sehari-hari (misalnya berbagai jenis pupuk) serta memprediksi pH larutan garam dengan menggunakan indikator alami. Kegiatan Percobaan direkam, kemudian di format dalam bentuk mp4, dan meng-uploadnya ke www.youtube.com (buatlah channel youtube kelompok Anda terlebih dahulu).